Edy Suhita Satu-satunya Suku Khek Tionghoa Kapuas Hulu yang Diberi Penghargaan pada Peresmian Rumah Hakka di Kubu Raya

Header Menu


Edy Suhita Satu-satunya Suku Khek Tionghoa Kapuas Hulu yang Diberi Penghargaan pada Peresmian Rumah Hakka di Kubu Raya

Monday, October 14, 2024

Edy Suhita atau yang lebih akrab dengan sapaan Pak Akok (kiri), saat menerima piagam penghargaan, yang diserahkan oleh Ketua Hakka Kalbar, Bong Kian Min atau Mulyadi (kanan).

KAPUAS HULU, ARTIKELPUBLIK.com - Edy Suhita atau lebih dikenal dengan nama Akok, adalah satu-satunya orang Tionghoa di Kabupaten Kapuas Hulu, suku Khek, yang diberi penghargaan dalam acara peresmian rumah Hakka di Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (11/10/2024) lalu.

Rumah Hakka di Kubu Raya.

Dalam peresmian itu, Perkumpulan Hakka Indonesia Kalimantan Barat (Perhakin Kalbar) memberikan piagam penghargaan kepada Bong Thai Hian atau Edy Suhita (Akok) sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya karena telah mendukung dan berkontribusi besar terhadap pembangunan rumah Hakka (Tulou) di Kalimantan Barat.


Edy Suhita atau akrab dengan sapaan Akok, yang merupakan pengusaha sukses asal Jongkong, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat itu dinilai sangat berkontribusi besar terhadap pembangunan rumah Hakka di Kalimantan Barat sehingga ia diberi penghargaan.


Atas penghargaan yang diterimanya itu, Edy Suhita merasa bangga dan terhormat sehingga ia mengucapkan terimakasih kepada Perhakin Kalbar.


Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Ketua Hakka Kalbar, Bong Kian Min (Mulyadi) beserta seluruh Pengurus Hakka Kalbar.


Menurutnya, Ketua Hakka dan seluruh Pengurus Hakka Kalbar telah berhasil membangun rumah Hakka dan sukses dalam peresmian pada tanggal 11 Oktober 2024 lalu.


"Penghargaan ini suatu kebanggaan dan kehormatan bagi saya selaku orang yang satu-satunya suku Khek Tionghoa di Kapuas Hulu, yang mendapat penghargaan dari Perkumpulan Hakka Indonesia Kalimantan Barat," ujarnya ditemui di kediamannya di Putussibau, Senin (14/10/2024).


'Saya juga turut bangga karena rumah Hakka ini sukses dibangun. Semoga Pak Ketua Hakka beserta para Pengurus selalu diberikan kesehatan dan dimudahkan rezekinya,"' harap Akok.


Sebagaimana diketahui, Rumah Adat Hakka atau disebut Tulou Kalimantan Barat itu merupakan Rumah budaya dengan arsitektur khas Tiongkok, yang hanya ada dua di Indonesia, yakni di Jakarta dan di Kubu Raya.


Peresmian Rumah Hakka Kalbar itu berlangsung meriah, di mana dihadiri sejumlah tokoh penting, diantaranya Penjabat Gubernur Kalbar, Harisson, Kadisporapar Kalbar, Windy Prihastari, mantan Gubernur Kalbar, Cornelis, tokoh penting yang juga politisi, Oesman Sapta Odang, para pasangan calon kepala daerah dan pejabat penting lainnya.


Ketua panitia pembangunan Rumah Hakka, Muclis Supendi menjelaskan tentang proses pembangunan Rumah Adat Hakka atau Tulou itu, di mana pembangunannya telah berlangsung sejak 7 tahun lalu, ditandai dengan peletakan batu pertama pada 27 September 2017.


“Secara harfiah, bangunan Rumah Hakka ini diartikan sebagai rumah yang terbuat dari tanah dan batu, di mana di tengah-tengahnya adalah altar yang digunakan untuk penghormatan kepada para leluhur,” ujar Muclis, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber.


Sementara itu, Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson mengatakan, sebagai salah satu suku terbesar di Kalimantan Barat, keberadaan Rumah Hakka tentu menjadi ikon sekaligus kebanggaan bagi masyarakat Kalbar khususnya warga Tionghoa.


Ia berharap, Rumah Adat Hakka tersebut menjadi simbol kerukunan dan toleransi di Kalbar yang memiliki beragam etnis dan budaya.


“Saya berterima kasih kepada Ketua dan anggota Hakka yang telah membangun Rumah Hakka (Tulou) yang begitu megah ini,” ucap Harisson..


Adapun salah satu hal yang sangat menarik dari Rumah Hakka Kalbar itu yakni penggunaan bahan bangunan asli tanpa menggunakan plester, sehingga semua dinding bangunan terbuat dari batu bata asli. Hal itu sesuai dengan makna dari Tulou itu sendiri, yaitu bangunan bertingkat yang terbuat dari tanah (batu bata), di mana batu bata itu berasal dari Singkawang.


Rumah Hakka itu juga diyakini akan menjadi salah satu destinasi wisata, baik wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara karena Rumah Hakka tersebut tidak hanya akan menjadi bangunan bersejarah yang indah, namun juga akan menjadi tempat penting untuk mendokumentasikan dan melestarikan budaya Tionghoa, khususnya budaya sub-suku Hakka di Kalimantan Barat.


Published: Noto Sujarwoto